Asep Nata is an ethnomusicologist from Bandung, Indonesia. He has over the years studied at various institutions and has also worked with Philip Yampolsky, assisting him with his field recordings for the series Indonesian Series with US label Smithsonian Folkways. Asep constructs his own musical instruments such as gamelans made from ceramics and also modifies Sundanese Jaw Harps called the Karinding Towel or the KARTO.
Indonesian Bio
Bagi Asep Nata (Lahir di Sumedang, 24 Juni 1964), tampaknya field work dengan pendekatan etnografis dan etnomusikologis merupakan bagian penting dalam menemukan formula dan proses pembuatan instrumen musikalnya. Pendidikan formal yang ia tempuh di Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara (lulus 1994), pengalaman kerja sebagai Videografer, Juru rekam audio lapangan dan Juru potret lapangan melalui pendekatan etnografis dan etnomusikologis menjadi landasan dalam berkarya.
Peristiwa tahun 2001 di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah di Solo menjadi titik awal baginya dalam menemukan formulasi instrumen Lamellaphone yang ia ciptakan: KARTO. Yaitu ketika bermain genggong besi bersama I Wayan Sadra, tanpa disadari genggong yang ia mainkan mencedrai giginya. Maka muncul pemikiran untuk mencari alternatif instrumen yang relatif lebih aman, untuk gigi, terutama kalau pemainnya anak-anak dan orang tua. Mulailah ia membuka kembali peristiwa-peristiwa yang tersimpan dalam ingatan, catatan-catatan lapangan , dan penelitian lapangan di banyak tempat seperti di Solo, Lombok, beberapa tempat di Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
Di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung, Asep Nata mempelajari Genggong Sunda (Karinding). Kembali ia menemukan kenyataan bahwa Genggong tradisional ternyata sangat canggih dan rumit cara pembuatannya. Berbekal pengalamannya terutama di bidang ilmu akustik dan organologi, maka pada tahun 2005 menemukan formula genggong “baru” berbahan bambu atau pelepah aren yang kemudian dinamainya Karinding Towél (KARTO). KARTO merupakan instrumen generik atau ekstrak dari genggong (jews harp) petik tradisional yang dibuat dari bahan bambu atau pelepah aren. Bentuknya lebih sederhana dan cara pembuatannya lebih mudah jika dibandingkan dengan Karinding Tradisional Sunda yang rumit. Penemuan Formula KARTO antara lain: dapat ditala sesuai dengan nada yang diinginkan sehingga, misalnya, satu set KARTO dapat disetel diatonis atau kromatis; KARTO yang menghasilkan bunyi pendek menjadi lebih inovatif karena tuntutan variasi dalam hasil bunyinya; KARTO lebih mudah dibuat siapa saja.
Instrumen lain: GAMELAN KERAMIK (dalam proses)